Jumat, 04 Desember 2009

DETIK DETIK KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA

LATAR BELAKANG LAHIRNYA GERAKAN PRAMUKA

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

· Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.

· Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

GERAKAN PRAMUKA DIPERKENALKAN

Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari. Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka

Diperoleh: “http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka_Indonesia”

Sabtu, 11 Juli 2009

MENGENALI TANDA ALAM.

TANDA – TANDA ALAM


Pramuka adalah juga pecinta alam lalu saking cintanya maka harus mengenal tentang alam dan tanda-tandanya. Berikut pengenalan alam sekitar kita yang sering kita temui saat berkemah :


1. Kabut


Kabut tipis dan rata membumbung tinggi ke atas berarti kurangnya uap air di udara dan brtanda cuaca akan selalu baik.Cuaca terang benderang pada pagi hari bertanda buruk pada hari itu, apabila kemarin ada hujan.Langit yang ditutupi awan kemudian meulai terang pada pagi hari bertanda cuaca baik.Apabila ada kabut di atas lembah pada pagi hari bertanda cuaca baik, sedang di gunung akan turun hujan.


2. Awan


Apabila langit diliputi awan yang tebal dan gelap berarti akan turun hujan yang deras.


3. Matahari


Apabila matahari terbit berwarna merah dan diliputi garis-garis awan yang kehitaman bertanda ada hujan, apabila berwarna bersih dan terang dan bertanda hari baik. Matahari terbit dengan warna kemerah-merahan yang terang bertanda cuaca baik, apabila warna merah dicampuri garis kekuning-kuningan bertanda hujan lebat.


Apabila matahari terbenam dengan warna kekuning-kuningan/orange bertanda ada hujan, apabila dengan warna merah muda atau kekuning-kuningan bertanda baik, warna merah pada matahari terbenam berarti akan ada angin yang cukup kencang.


4. Bintang


Apabila pada malam hari bintang di langit kelihatan terang sekali, maka pada malam itu cuaca akan baik, sedangkan bila nampak suram bertanda cuaca kurang baik/buruk.


5. Bulan


Apabila terlihat terang dan bersinar berarti cuaca baik, tapi bila bulan diliputi awan yang gelap berarti hujan akan turun.

Apabila ada lingkaran putih (halo) yang melingkari bulan berarti tidak ada ketentuan cuaca pada hari itu.


6. Binatang


Apabila kita perhatikan naluri binatang dengan seksama, yang ada hubungannya dengan cuaca maka, kita akan tercengang atas keganjilan-keganjilan yang dilakukannya dengan cara mereka, antara lain :


1. Laba-laba


Akan bersembunyi bila cuaca akan buruk, dan rajin mengerjakan sarangnya apabila cuaca baik.


2. Semut


Akan tetap di dalam lubangnya bila cuaca akan buruk, apabila mereka keluar dan berjalan mondar-mandir bertanda cuaca akan tetap baik.


3. Lebah


Dengan melihat sarangnya; pada cuaca baik, mereka berterbangan jauh dari sarangnya/peternakan.


4. Lalat


Apabila akan turun hujan mereka akan hinggap di tembok/dinding, sedangkan pada cuaca baik mereka akan berterbangan kian kemari.


5. Nyamuk


Apabila di pagi hari mereka mengganggu atau menggigit kita, maka berarti akan turun hujan.


Apabila pada matahari terbenam berterbangan kian kemari dan terbang berduyun-duyun bertanda cuaca baik.


Apabila selalu terbang di tempat yang gelap/ di dalam bayang/bayang bertanda cuaca akan buruk/datang hujan.


6. Cacing


Apabila pada malam hari mereka menimbun tanah berbutir-butir di kebun, berarti akan turun hujan.


7. Lintah


Kita dapat membuat barometer dari seekor lintah yang ditaruh dalam gelas berisi air, yaitu : Bila lintah melekat pada gelas di atas permukaan air, maka bertanda cuaca akan tetap membaik ; Apabila ia berdiam di dasar gelas bertanda cuaca buruk dalam waktu yang lama ; apabila akan datangtopan maka ia akan melekat erat-erat di gelas sedang ekornya digerak-gerakkan sekeras-kerasnya.


8. Siput


Pada cuaca yang baik akan merayap dengan tenang, sedang pada cuaca buruk akan merayap dengan cepat.


9. Ikan


Akan melompat-lompat di atas air bila cuaca akan buruk.


10. Katak


Pada cuaca buruk akan berdiam dalam air dan pada cuaca baik mereka akan duduk di tepi kolam.


Apabila pada malam hari cuacanya baik di musim kemarau mereka tidak menyanyi maka cuaca buruk akan datang.


11. Ayam


Pada waktu hujan ayam akan berteduh. Bila hujan tidak akan lama mereka akan tetap berjalan-jalan dan membiarkan dirinya kehujanan. Apabila mereka selalu mencakar-cakar tanah berarti hujan akan datang.


12. Bebek / Angsa


Mereka nampak tidak senang dan selalu menggigit bulunya (memberi lemak), apabila cuaca akan buruk.


13. Burung Kepinis


Pada waktu cuaca baik mereka akan terbang tinggi sekali karena serangga tinggi pula terbangnya.


Apabila terbang rendah sekali bertanda cuaca buruk akan hujan.

Bila cuaca buruk di pagi hari maka mereka tidak akan keluar dari sarangnya.


14. Kambing


Apabila akan turun hujan bau badannya dapat tercium dari jarak yang lebih jauh daripada ketika cuaca baik.


15. Kelelawar


Mereka akan terbang mulai senja hari bila cuaca akan baik pada malam hari itu.

Bila mereka berdiam di dalam goa maka cuaca akan buruk.


16. Asap


Bila asap naik dengan tegak lurus dan tinggi sekali maka cuaca pada hari itu akan tetap baik. Apabila asap naiknya mendatar dengan tanah/rendah maka cuaca akan buruk.Burung


17. Gagak


Apabila hujan akan turun mereka akan terbang berputar-putar di atas sarangnya.



Tanda-tanda lain apabila cuaca akan buruk :


1. Kucing akan duduk membelakangi api sambil mengusap-usap kepalanya dengan kaki depannya yang dibasahi dengan mulutnya.


2. Bila anjing menggali tanah atau menyembunyikan tulangnya.


3. Burung-burung membasahi bulunya dengan paruhnya.


4. Bila bau bunga tercium semerbak sekali.


5. Burung-burung laut terbang menuju daratan.



Dengan mengenali tanda tanda alam dan sekitar kita, akan terasa jadi lebih dekat dan nyaman sekaligus menikmati alam ciptaan Tuhan . Semoga bermanfaat di suatu hari nanti.

Rabu, 08 Juli 2009

SELAMAT JALAN BU YUNENGSIH.


Ibu Yunengsih (yang kita kenal sebagai bu Yuyun atau Kak Yuyun), wafat pada hari Rabu tanggal 08 July 2009 pukul 14-an. Selain sebagai Guru SDN Pondok Aren I, Bu Yuyun adalah Pembina Gugusdepan Raden Fatah 2238 masa bakti 2008-2011.

Selama menjabat sebagai Pembina Gugusdepan Raden Fatah 2238, banyak sudah yang telah beliau berikan, demi kemajuan Gugusdepan Raden Fatah 2237-2238, walaupun baru 1 (satu) tahun menjabat.

Beliau Meninggal karena Sakit yang dideritanya selama kurang lebih 1 (satu) bulan, tepatnya 1 minggu sebelum Beliau akan mengikuti kegiatan Perkemahan Petualangan Alam Terbuka dan Outbond 2009 di Bumi Perkemahan Cibubur yang diadakan oleh Gugusdepan Raden Fatah 2237-2238 pada tanggal 12 s.d. 14 Juni 2009.

Kini Pembina yang selalu ceria dan penuh semangat itu telah pergi meninggalkan kita semua....

Selamat jalan Bu Yuyun, Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa Ibu dan menerima semua amal salih Ibu, dan Semoga ilmu yang ibu ajarkan menjadi amal ibu, dan Semoga Allah selalu membimbing dan memberikan tempat yang layak disisi-Nya. Amien.

Senin, 15 Juni 2009

KODE KEHORMATAN GERAKAN PRAMUKA


Kode kehormatan adalah suatu norma atau nilai-nilai luhur dalam kehidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran atau standar tingkah laku seorang anggota pramuka. Kode kehormatan di kalangan anggota pramuka terdiri dari dua macam kode, yaitu :

1. Janji (Satya), yang berupa Dwi Satya (untuk pramuka golongan Siaga) atau Tri Satya (untuk      pramuka golongan Penggalang, Penegak, Pandega dan Pramuka Dewasa).
2. Ketentuan moral (Dharma), yang berupa Dwi Dharma (untuk pramuka golongan Siaga) atau      Dasa Dharma (untuk pramuka golongan Penggalang, Penegak, Pandega dan Pramuka      Dewasa).

Bunyi dari kode kehormatan dikalangan anggota pramuka adalah sebagai berikut :

DWI SATYA
(Untuk Pramuka Golongan Siaga)

          Aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
         - Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan               menurut aturan keluarga;
          -   Setiap hari berbuat kebaikan.


DWI DHARMA
(Untuk Pramuka Golongan Siaga)

                                               - Siaga itu menurut ayah dan ibundanya
                                               - Siaga itu berani dan tidak putus asa.


TRI SATYA

(Untuk Pramuka Golongan Penggalang)


             Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
             - Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan                menjalankan Pancasila
            -  Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
            -  Menepati Dasa Dharma


TRI SATYA
(Untuk Pramuka Golongan Penegak, Pandega dan Pramuka Dewasa)


Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
- Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjalankan Pancasila
- Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
- Menepati Dasa Dharma



Kalau kita perhatikan isi dari Tri Satya, baik untuk pramuka golongan Penggalang maupun Tri Satya golongan Penegak, Pandega dan Pramuka Dewasa terdapat enam kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang anggota pramuka, yaitu :

1. Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2. Kewajiban terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Kewajiban terhadap Pancasila;
4. Kewajiban terhadap sesama hidup;
5. Kewajiban terhadap masyarakat;
6. Kewajiban terhadap Dasa Dharma.


DASA DHARMA PRAMUKA
(Untuk Pramuka Golongan Penggalang, Penegak, Pandega dan Pramuka Dewasa)


                           Pramuka itu :
                          1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
                          2. Cinta Alam dan kasih sayang sesame manusia
                          3. Patriot yang sopan dan kesatria
                          4. Patuh dan suka bermusyawarah
                          5. Rela menolong dan tabah
                          6. Rajin, terampil dan gembira
                          7. Hemat, cermat dan bersahaja
                          8. Disiplin, berani dan Setia
                          9. Bertanggung-jawab dan dapat dipercaya
                        10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan


Dari Dasa Dharma diatas, kita dapat menjabarkannya menjadi banyak sikap hidup (pola tingkah laku) sehari-hari, seperti misalnya :

1. Yang sesuai dengan Dharma ke- 1 (Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa) dari Dasa Dharma,      yaitu :
     - Beribadah menurut agamanya masing-masing dengan sebaik-baiknya. Dengan menjalankan         semua perintah-Nya dan meninggalkan segala larang-larangan-Nya.
    - Patuh dan berbhakti kepada orang tua
    - Sayang kepada sesama saudara
    - Dan sebagainya.

2. Yang sesuai dengan Dharma ke- 2 (Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia) dari Dasa     Dharma, yaitu :
    - Menjaga kebersihan sanggar pramuka, kelas dan lingkungan sekolah
    - Ikut menjaga kelestarian alam, baik flora maupun Faunanya
    - Membantu fakir miskin, anak yatim piatu, orang tua jompo
    - Mengunjungi saudara atau teman yang sakit
    - Dan sebagainya

3. Yang sesuai dengan Dharma ke- 3 (Patriot yang sopan dan kesatria) dari Dasa Dharma, yaitu :
    - Mengikuti upacara sekolah atau upacara latihan dengan baik
    - Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
    - Ikut serta dalam pertahanan bela Negara
    - Melindungi kaum yang lemah
    - Belajar disekolah dengan baik
    - Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
    - Dan sebagainya.

4. Yang sesuai dengan Dharma ke- 4 (Patuh dan suka bermusyawarah) dari Dasa Dharma, yaitu :
    - Mengerjakan tugas-tugas dari guru, Pembina atau orang tua dengan sebaik-baiknya
    - Patuh kepada orang tua, guru dan Pembina
    - Berusaha untuk mufakat dalam setiap musyawarah
    - Tidak mengambil keputusan yang tergesa-gesa yang didapatkan tanpa melalui musyawarah
    - Dan sebagainya.

5. Yang sesuai dengan Dharma ke- 5 (Rela, menolong dan tabah) dari Dasa Dharma, yaitu :
    - Berusaha menolong orang yang sedang mengalami musibah atau kesusahan
    - Setiap menolong harus dengan hati yang ikhlas, tidak meminta pamrih atau persenan
    - Tabah didalam menghadapi berbagai cobaan atau kesulitan
    - Tidak banyak mengeluh, dan tidak mudah putus asa
    - Bersedia menolong tanpa diminta
    - Dan sebagainya

6. Yang sesuai dengan Dharma ke- 6 (Rajin, terampil dan gembira) dari Dasa Dharma, yaitu :
    - Tidak pernah membolos dari sekolah
    - Selalu hadir dalam setiap latihan atau pertemuan pramuka
    - Dapat membuat berbagai macam kerajinan atau hasta karya yang berguna
    - Selalu riang gembira didalam melakukan kegiatan atau pekerjaan
    - Dan sebagainya

7. Yang sesuai dengan Dharma ke- 7 (Hemat, cermat dan bersahaja) dari Dasa Dharma, yaitu :
   - Tidak boros dan bersikap hidup mewah
   - Rajin menabung
   - Selalu teliti didalam melakukan sesuatu
   - Bersikap hidup sederhana dan tidak berlebih-lebihan
   - Bisa membuat perencanaan dalam melakukan tindakan
   - Dan sebagainya.

8. Yang sesuai dengan Dharma ke- 8 (Disiplin, berani dan setia) dari Dasa Dharma, yaitu :
   - Selalu menepati waktu yang telah ditentukan
   - Mendahulukan kewajiban terlebih dahulu dibandingkan haknya
   - Berani mengambil keputusan
   - Tidak pernah mengecewakan orang lain
   - Tidak pernah ragu-ragu didalam bertindak
   - Dan sebagainya.

9. Yang sesuai dengan Dharma ke- 9 (Bertanggung-jawab dan dapat dipercaya) dari Dasa      Dharma, yaitu :
     - Menjalankan segala sesuatu dengan bersungguh-sungguh
     - Tidak pernah mengecewakan orang lain
     - Bertanggung-jawab atas segala keputusan dan perbuatannya
     - Dan sebagainya

10. Yang sesuai dengan Dharma ke- 10 (Suci dalam pikiran, perbuatan dan perbuatan) dari Dasa       Dharma, yaitu :
      - Berusaha untuk berkata baik dan benar serta tidak pernah berbohong
      - Tidak pernah menyusahkan atau mengganggu orang lain
      - Berbuat baik kepada semua orang
      - Selalu berpikiran positif kepada setiap orang lain
      - Dan sebagainya.

Jadi dengan adanya kode kehormatan bagi Gerakan Pramuka diharapkan pola tingkah laku atau tindakan para anggota Gerakan Pramuka akan menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran dari Pendidikan Gerakan Pramuka, seperti tercantum dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.

PENGERTIAN, SIFAT DAN FUNGSI KEPRAMUKAAN

PENDAHULUAN.

Apakah kepramukaan itu ? menurut Baden-Powell (terjemahan) yaitu: “Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku. Bukan ! “Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan bagi yang membutuhkannya”. Dari penjelasan Baden-Powell tersebut, kita dapat mengambil maknanya, yaitu: “Kepramukaan adalah suatu permainan yang mengandung pendidikan”.


SIFAT KEPRAMUKAAN.

Resolusi konferensi kepramukaan sedunia tahun 1924, bertempat di kopenhagen Denmark. Menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai 3 (tiga) sifat yaitu :

1. Nasional, artinya kepramukaan itu diselenggarakan di masing-masing Negara disesuaikan       dengan kebutuhan masing-masing Negara tersebut.
2. Internasional, artinya kepramukaan harus dapat mengembangkan rasa persaudaraan dan       persahabatan antar sesame anggota kepanduan (pramuka) dan sebagai sesame manusia.
3. Universal, artinya kepramukaan itu dapat berlaku untuk siapa saja serta dapat       diselenggarakan dimana saja.


FUNGSI KEPRAMUKAAN.

Seperti halnya dengan sifat-sifat kepramukaan fungsi kepramukaan juga terdiri dari 3 (tiga) fungsi yaitu:

1. merupakan kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan, bagi anak-anak, remaja dan      pemuda.
2. merupakan suatu pengabdian (job) bagi para anggota dewasa yang merupakan tugas yang      memerlukan keikhlasan, kerelaan dan pengabdian.
3. merupakan alat (means) bagi masyarakat, Negara atau organisasi, untuk memenuhi       kebutuhan masyarakat, lat bagi organisasi atau Negara untuk mencapai tujuannya.